Kodim Pati Gelar Sosialisasi Pertanian: Targetkan Produktivitas 10 Ton per Hektare
Koripandriyo - Dalam upaya mendorong peningkatan produktivitas pertanian di Kabupaten Pati, Kodim Pati bersama penyuluh pertanian, pemerintah desa, dan Babinsa menggelar sosialisasi dengan tema “Peningkatan Hasil Panen Menuju 10 Ton per Hektare.” Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Mintobasuki.
Sekretaris Desa Koripandriyo, yang mewakili Kepala Desa dalam kesempatan tersebut, menyampaikan bahwa para petani saat ini menghadapi tantangan berat, terutama meningkatnya serangan hama tikus pada musim penghujan. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi erat antara petani, pemerintah, dan aparat TNI untuk menemukan solusi yang efektif diterapkan di lapangan.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Eka Dyah Nur Fitria, memaparkan capaian-capaian positif petani di Kabupaten Pati. Salah satunya adalah Pak Masrukan, petani asal Kecamatan Margorejo, yang berhasil mencapai produktivitas hingga 10 ton per hektare menggunakan varietas padi M70D.
Dalam penjelasannya, Eka juga mengingatkan pentingnya memahami kode warna pada label benih padi, karena masing-masing memiliki arti dan tingkat legalitas berbeda:
-
Kuning: Benih sebar
-
Putih: Benih dasar
-
Ungu: Benih pokok
-
Biru: Benih pokok penjenis
“Penggunaan benih bermutu merupakan pondasi awal untuk mencapai target panen tinggi,” ujarnya.
Empat Strategi untuk Mencapai 10 Ton per Hektare
Eka memaparkan empat langkah utama yang perlu diterapkan petani guna meningkatkan produktivitas secara optimal:
-
Menggunakan Varietas Unggul Baru (VUB) yang adaptif dan berpotensi hasil tinggi.
-
Menanam bibit muda, sehingga pertumbuhan lebih cepat dan jumlah anakan produktif lebih banyak.
-
Pemberian nutrisi berimbang, terutama pemupukan dasar seperti SP-26 untuk memperkuat perakaran dan pertumbuhan awal.
-
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sejak dini, termasuk hama tikus, penggerek batang, dan penyakit akar.
Babinsa Perkenalkan Mikroba PA 63 WD 05
Menambah antusiasme peserta, Babinsa memperkenalkan teknik pengembangbiakan mikroba PA 63 WD 05, sebuah probiotik pertanian yang berfungsi mempercepat penguraian bahan organik di lahan. Mikroba tersebut dibawa langsung dari Koramil, dengan bahan pendukung berupa:
-
Pisang Ambon
-
Daun kelor
-
Kacang hijau yang telah direndam
-
Gula aren cair
-
Air sumur
Seluruh bahan kemudian dihaluskan, dicampur dengan biang mikroba, dan diaktifkan dalam galon berisi air sumur. Menurut Babinsa, probiotik ini efektif diaplikasikan setelah pembajakan pertama karena mampu mempercepat dekomposisi jerami, meningkatkan kegemburan tanah, serta membantu efisiensi penggunaan pupuk kimia.
Dorong Pertanian Modern dan Ramah Lingkungan
Sosialisasi ini diharapkan dapat menambah wawasan petani mengenai teknologi pengelolaan lahan yang lebih ramah lingkungan, efisien, dan berpotensi meningkatkan produktivitas menuju standar 10 ton per hektare. Pemerintah desa bersama aparat Koramil berkomitmen untuk terus mendampingi petani dalam penerapan praktik-praktik pertanian modern di wilayah Pati.
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin